![]() |
Sampah di Pasar Darfuar |
Menurut Jokowi, Presiden RI yang baru dilantik ini mengatakan, kondisi lingkungan di Kota Biak memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Lingkungan kota yang penuh dengan sampah menumpuk ini merupakan masalah yang serius. Tumpukan sampah yang paling parah terdapat di Pasar Darfuar Biak. Pasar yang menjadi kebanggaan masyarakat Biak ini adalah
pasar yang dibangun representatif oleh pemerintah daerah (pemda) dengan menelan dana puluhan miliar rupiah. Namun sejak dioperasikan,
semakin ditinggalkan pemda. Sepertinya walau masih baru sekitar tiga tahun beroperasi,
pasar ini sudah tidak pernah diperhatikan. Sampah tidak pernah diangkut oleh
petugas kebersihan. Padahal hal ini sangat menganggu aktivitas ekonomi di pasar tersebut dan tentunya mengganggu masalah kesehatan pedagang.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kota Biak, Papua, Simon Rumpaisum mengatakan, salah satu bentuk perhatian yang diberikan kepada pembangunan di Kota Biak yakni melakukan sosialiasi penyadaran untuk membangun kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat sampah yang disiapkan.
Selain itu, perhatian lain yang diberikan adalah mendorong terbuatnya sebuah regulasi tentang kebersihan yang di dalamnya juga mengatur soal waktu dan tempat membuang sampah serta sanksi yang diberikan kepada warga yang membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempat sampah.
Lalu apa yang dilakukan masyarakat Kota Biak dalam menangani masalah sampah ini?
Keterlibatan warga Kota Biak, dalam membantu pemerintah daerah untuk menciptakan dan menjaga kondisi di wilayah lingkungan kampung serta kelurahan agar tetap bersih sangat berpengaruh. Aksi ini didukung Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI melalui Dana Alokasi Khusus 2013 yang dikelola Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat dengan menyerahkan delapan unit kendaraan motor sampah bagi delapan kelompok kerja di dua distrik tersebut. Menurut Kepala BLH setempat, dengan bantuan kendaraan motor sampah,
nantinya akan memudahkan keterlibatan warga untuk menciptakan lingkungan yang
bersih, dan upaya ini juga diyakinkan akan membantu instansi terkait, karena
warga tidak lagi membuang sampah ke pinggiran ruas jalan tetapi cukup dengan
meletakan sampah di depan rumah.
Tidak hanya warga tersebut, sedikitnya 3.000-an pelajar SD hingga SMA/SMK serta kalangan pegawai Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua, mengikuti program Jumat Pagi Bersih Lingkungan (Jumpa Berlin) dalam upaya mewujudkan kota yang bersih, hijau dan sehat. Kalangan pelajar berbagai jenjang pendidikan, pada hari Jumat sejak pukul 07.00 WIT bergerak dari lingkungan sekolah menuju lokasi jalan-jalan strategis kota Biak untuk membersihkan lingkungan dan memungut serta mengangkut sampah di pinggiran jalan.
Di berbagai lokasi di Biak di antaranya Jalan Majapahit, Sorido, Sisingamangaraja, Imam Bonjol, Pramuka, Ahmad Yani, Yos Sudarso serta kawasan Condonegoro dipenuhi pelajar yang tengah membersihkan lingkungan.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Biak Numfor RZ Mailoa mengatakan “Jumpa Berlin” merupakan salah satu program pemkab untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.
Last but not least, Pemerintah Kota Biak, Marthen Wompere mengatakan, sedang malakukan pekerjaan pembangunan fisik fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Diharapkan jika bangunan ini selesai akan dikelola masyarakat untuk
mengatasi permasalahan sampah di Kota Biak. Fasilitas bangunan TPST dengan ukuran 15
X 10 meter ini merupakan salah satu program percontohan pengelolaan sampah yang
melibatkan masyarakat. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat di TPST, merupakan
sistem penanganan sampah yang direncanakan, disusun, dioperasikan, dikelola serta
dimiliki masyarakat tujuan pengelolaan berbasis masyarakat dalam upaya
mempertahankan kebersihan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan dengan prinsip partisipasi masyarakat, kemandirian, efisiensi,
perlindungan lingkungan serta keterpaduan. Melalui fasilitas bangunan fisik TPST ini masyarakat dapat
mengelola sampah dengan 3 R, yakni reduce (mengurangi), reuce (pakai ulang)
serta recycle (daur ulang) supaya bernilai ekonomis dan mendatangkan pendapatan
masyarakat secara mandiri.
Untuk mewujudkan Biak yang bersih dan nyaman, diperlukan partisipasi masyarakat, pelajar, karyawan swasta, PNS serta berbagai
elemen masyarakat sehingga lingkungan kota Biak tetap bersih, indah, rapi dan
nyaman.
Sumber:
No comments:
Post a Comment