Rara Aulia Arumdati, Ani Mulyasuryani *, Qonitah Fardiyah
Vol.1 No 2 (2014)
-----------------------------------------------
*) ABSTRAK
Mannitol yang bersifat elektroaktif dapat ditentukan secara amperometri. Analisis amperometri didasarkan pada arus difusi terhadap konsentrasi pada potensial dan waktu yang tetap. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan optimasi potensial dan waktu penerapan potensial dengan teknik amperometri denyut, yaitu PAD (Pulsed Amperometry Detection) dalam sistem alir. Dalam sistem alir potensial kerja, potensial oksidasi dan potensial reduksi yang digunakan secara berturut-turut sebesar 0,2V selama 0,7detik, 0,8V selama 0,6 detik, dan -0,8V selama 2,4 detik.
*) PENDAHULUAN
¨Mannitol termasuk salah satu gula alkohol yang terdapat dalam zaitun, manna, labu, bawang, rumput laut cokelat,dan jamur tanduk, dengan rumus kimia C6H14O6
¨Sebagai senyawa elekroaktif, mannitol dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat pada potensial spesifik tergantung pada elektrolit yang terkandung dalam larutan manitol tersebut.
¨Metoda elektrokimia yang paling mungkin dapat digunakan untuk penentuan manitol secara langsung adalah amperometri. Metoda amperometri adalah suatu metoda elektrokimia potensial terkontrol yang mana akan menghasilkan arus yang sebanding dengan konsentrasi.
¨Menurut ESA, elektroda kerja emas cocok digunakan untuk penentuan senyawa tiol, disulfida, monosakarida, disakarida, oligosakarida, amina alifatik, amina alkohol, gula amina, dan senyawa aromatik nitrogen dengan kisaran potensial elektroda -0,8 V sampai 0,45 V.
¨Mannitol dapat dioksidasi secara elektrokimia menjadi senyawa asam karboksilat. Pertama, mannitol dioksidasi menjadi dengan pemutusan ikatan C1 – C2 secara cepat.
ØCH2OH – [CHOH]4 – CH2OH + H2O à ¯ OOC – [CHOH]3 – COO ¯ + HCOOH + 6e- ¯
¨Kemudian pemutusan ikatan C5 – C6 secara lambat
د OOC – [CHOH]3 – COO ¯ + H2O à ¯ OOC – [CHOH]2 – COO ¯ + HCOOH + 2H+ + 2e ¯
*) METODE
PENELITIAN
Alat dan Bahan
>> Alat yang digunakan adalah elektroda emas berdiameter 1,6 mm, elektroda counter platinum, elektroda pembanding Ag/AgCl. Pompa peristaltik (Masterflex, Cole Paemer) injektor manual (9725(i), Rheodyne), potensiostat (Autolab PGSTAT 12, Eco Chemie).
>> Bahan yang digunakan adalah padatan NaOH (BDH), D-mannitol (Sigmal-Aldrich), dan air deionisasi.
¨Elektroda kerja Au dan counter
electrode
Pt dipoleskan dengan padatan alumina berdiameter 0,3 μm dan disonikasi dengan air deionisasi. Larutan NaOH 0,1 M dialirkan dalam sistem alir menggunakan pompa peristaltik. Larutan NaOH 0,1 M dan larutan mannitol 2,5 mM diukur pada kisaran -0,8 V sampai 0,8 V dengan kecepatan pemindaian 0,05 V/s. Kemudian kisaran potensial kerja mannitol dioptimasi dengan multiple
pulse amperomemetry menggunakan larutan mannitol 0,5 mM.
¨Tahap kedua penentuan waktu pengukuran dengan chronoamperometry. Masing-masing potensial diukur selama 3 detik dengan pembacaan sinyal setiap 0,01 detik.
¨Larutan mannitol dengan kisaran konsentrasi 1 x10-4 M sampai 1 M diukur menggunakan teknik PAD pada potensial kerja 0,2 V selama 0,7 detik, potensial oksidasi 0,8 V selama 0,6 detik dan potensial reduksi -0,8 V selama 2,4 detik. Kemudian dibuat kurva hubungan antara arus difusi terhadap konsentrasi untuk menentukan parameter analisis.
*) HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Pengkondisian pengukuran
¨Hal pertama yang dilakukan saat pengkondisian pengukuran adalah penentuan potensial kerja dengan voltametri siklik. Grafik A di titik a (sekitar 0,6 V) terbentuk lapisan oksida AuO yang ditandai dengan arus difusi yang dihasilkan bernilai sangat positif. Pada titik b (sekitar 0,14 V) terjadi reduksi AuO menjadi logam Au yang ditandai dengan arus difusi yang dihasilkan bernilai sangat negatif. Grafik B di titik c (sekitar 0,33V) larutan mannitol dioksidasi menjadi asam karboksilat. Setelah melalui titik c, grafik menurun dengan cepat karena pembentukan lapisan oksida yang ditunjukkan pada kurva A yang dapat menghalangi proses oksidasi .

2. Penentuan waktu penerapan potensial
• Penentuan waktu penerapan potensial digunakan chronoamperommetry karena pada chronoamperommetry arus diamati sebagai fungsi terhadap waktu. Dari chronoamperogram diketahui bahwa waktu penerapan potensial kerja selama 0,7 detik, waktu penerapan potensial pembersih 0,8 V selama 0,6 detik sedangkan waktu potensial pembersih -0,8 V selama 2,4 detik. Hasil ini didapat saat arus tidak berubah kembali.
3. Penentuan parameter analisis
¨Parameter analisis pengukuran seperti kisaran konsentrasi linier, batas deteksi, kepekaan, dan ketelitian diperoleh dari pengukuran larutan mannitol dengan kisaran konsentrasi 1 x 10-4 M sampai 1 x 10-2 M.
¨Berdasarkan gambar 4 dibuat kurva hubungan kisaran konsentrasi linier 1 x 10-4 M sampai 1 x 10-2 M terhadap arus seperti gambar 5. Dari gambar 5 diperoleh dengan kepekaan 5040 M/μA dan ketelitian 0,999. Kepekaan pengukuran larutan mannitol dengan teknik PAD dalam sistem alir lebih besar dibanding pengerjaan pada elektroda kerja tembaga
•
Batas deteksi (S/N=3) pengukuran mannitol dengan teknik PAD dalam sistem alir (FIA) sebesar 10 μM.
• Pada sistem ruah batas deteksi yang dihasilkan lebih besar, yaitu 28 μM. Perbedaan ini dikarenakan noise
(gangguan) pada sistem ruah.
•Dari
gambar 5 diperoleh dengan kepekaan 5040 M/μA dan ketelitian 0,999. Kepekaan pengukuran larutan mannitol dengan teknik PAD dalam sistem alir lebih besar dibanding pengerjaan pada elektroda kerja tembaga
*) KESIMPULAN
¨Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran larutan mannitol dengan teknik PAD dalam sistem alir (FIA) memiliki kisaran konsentrasi linier 1 x 10-4 M sampai 1 x 10-2M dengan batas deteksi 10 μM dan kepekaan 5040 M/μA. Penggunaan metode elektrokimia dalam pengukuran mannitol tidak membutuhkan proses pemisahan pada pengerjaannya sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran mannitol dengan teknik PAD lebih sederhana dan lebih cepat.
*) DAFTAR PUSTAKA
¨1.BPOM. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan RepublikIndonesia Nomor
Hk.03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Tentang Pendaftaran PanganOlahan. Jakarta: Badan Pengawan Obat dan Makanan
¨2.Chen, G., Luyan.Z., Xingliang.W., and Jiannong,Y. 2005. Determination
of Mannitoland Three Sugar in Ligustrum lucidum Ait. by Capillary
Electrophoresis withElectrochemical Detection, Analytica Chimica Acta, volume 530, halaman 15-21
¨3.Eggleston, G., William Harper. 2006. Determination of
Sugarcane Deterioration at theFactory: Development of a Rapid, Easy and Inexpensive Enzymatic
Method toMeasure Mannitol, Food Chemistry,
volume 98, halaman 366–372.
¨4.. ESA. Technical Note : The Working Electrode-2.
http://www.esainc.com diaksestanggal 1 Oktober 2013, jam 13.00 WIB
¨5.Koryta,J., Jiri.D., and Ladislav,K. 1993. Principles of Electrochemistry SecondEdition, England : John
Wiley & Sons Ltd.
¨6.Mursito,B, Patrick, Ahmad,D., dan Leonardus, S.B.K. 2009. Isolasi Senyawa Manitoldan Ergosterol dari Fraksi Isopropanol Jamur Tanduk (Termitomyces eurrhizus Berk),Jurnal ilmu Kefarmasian Indonesia,volume 7, No.2, halaman 79-83
¨7.Priyadi,Y.S. 2012. Sintesis Manitol dari Fruktosa dengan Katalis Raney-Nikel, SkripsiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Jakarta.
¨8.Rowe et.al. 2012. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 7th edn. London:Pharmaceutical Press
¨9.Saha, B.C., Michael Rachine. 201. Biotechnological Production of Mannitol And ItsApplications, Appl microbial biotechnol, volume 89, halaman 879-891
¨10.Somasundrum,M., and Werasak,S., 2012, Food and Nutritional Components, TheRoyal Society of
Chemistry, Thailand
¨11.Steinbach,A., and Andrea Wille. 2010. Determining
Carbohydrates in Essential andNon-Essential Foodstuff Using Ion Chromatography,
Separation Science, volume 13,issue 4.
¨12.Stradiotto, N.R., Hideko,Y., Maria,V. 2003.
Electrochemical Sensors: A PowerfulTool in Analytical Chemistry. J. Braz.Chem. Soc, volume 14, halaman 159-173
¨13.Wang, Joseph. 2006. Analytical Electrochemistry Third
Edition. New Jersey : JohnWiley & Sons, Inc
¨14.Wring,S.E., A. Terry, R. Causon, and W.N. Jenner.
1998. The Electroanalysis ofMannitol, Xylose and Lactulose at Copper
Electrodes: Voltammetric Studies andBioanalysis in Human Urine by
Means of HPLC with Electrochemical Detection,Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, volume 16, halaman 1213–1224